Jakarta,mungkin sudah juta-an esai,puisi,lagu yang membahas tentang jakarta.tentang ibukota yang tidak ramah,tentang si kaya dan si miskin,tentang kemegahan gedung tinggi,maupun tentang senja di kota tak pernah tidur ini.Tapi.memang jakarta punya keindahan-keindahan yang tersirat dalam sibuk dan padatnya kota ini.
Aku hanyalah molekul atom dalam eritrosit yang termasuk komposisi darah dalam sebuah struktur istimewa dan sangat besar yang berkerja sesuai fungsinya tanpa harus menyinggung dan kenal satu sama lain.Jika mengikuti semua arus liar jakarta bersiaplah terhempas dan terdampar di pantai-pantai kumuh.Jakarta bisa seramah selmut tetangga dan sejutek mamah mertua.Tapi,di balik semua ungkapan itu,Ada pancaran aura yang dahsyat hingga mampu memikat hampir semua warga indonesia untuk sekedar berkunjung hingga menetap membuat jakarta menjadi pusara globalisasi indonesia.Kemungkinan karena jakarta adalah tempat harapan tergantung,tempat asa di tempa,tempat rindu berkecamuk,tempat yang bisa melambungkanmu hingga ke langit oleh buaiannya.
Tapi,sebagai seseorang yang lahir dan besar di sini.saya sedikit miris akan pertumbuhan penduduk jakarta yang semakin tahun semakin padat.yang memaksa tempat bermain,tempat bersantai saya tergantikan oleh hutan hutan beton yang membuat kota ini semakin sempit dan menghilangkan kearifan-kearifan dahulu.Karena setiap orang yang datang membawa kebudayaannya sendiri.bahkan hanya untuk mati saja di jakarta menjadi sulit karena sudah banyak tempat pemakaman umum yang penuh dan lahan lahan yang seharusnya menjadi tempat pemakaman umum beralih fungsi menjadi rumah dan rumah dan gedung.Tapi,di balik keresahan-keresahan kecil saya.masih banyak hal yang bisa di syukuri di tempat ini.meski tempat dan waktu tidak indah lagi tapi selalu ada keindahan yang terselip.seperti,melihat para pekerja berlomba-lomba mengejar waktu agar tidak telat dan tidak terjebak macet.Cobalah,bangun pagi-pagi sekali sekitar jam 4 kurang atau saya biasanya tidak tidur.itu sebagian keresahan warga jakarta menjadi susah tidur di malam hari.(nanti saya ceritakan di lain waktu penyakit-penyakit resah di jakarta).Dari jam 4 itu datanglah ke terminal,halte,stasiun terdekat.Duduk bersantai dan amati sekitar.YA! dunia sudah di mulai di sana.di temani awan gelap dan orang lalu-lalang tiada henti bagaikan lukisan semesta yang menunjukan wajah asli jakarta.atau jika tidak,cobalah berkeliling jakarta di atas jam 12 malam di sana anda akan menemukan wajah lain jakarta.di mana kaum terpinggirkan jakarta baru keluar dari persembunyiannya untuk mengais-ngais sisa-sisa rejeki yang ada.yang terkadang hanya cukup untuk makan hari ini.Setelah dari jakarta barat coba arahkan kemudi ke arah selatan atau pusat.Anda akan menemukan ketimpangan yang tinggi.di selatan banyak yang rela menghabiskan uangnya hanya untuk berpesta demi memuaskan akan nafsunya semalam.
jakarta dengan segala alasannya masih tetap indah
Komentar
Posting Komentar